Pelaku bisnis waralaba harus memiliki keunikan atau ciri khas dalam usahanya yang sulit ditiru oleh pesaing.
”Ciri khas itulah yang membedakan waralaba dengan peluang usaha lainnya,” kata Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar.
Anang menyampaikan hal tersebut pada acara Info Franchise and Business Concept Expo 2013. Ekspo yang diikuti sejumlah waralaba dan peluang usaha itu digelar di Kartika Expo Hall, Balai Kartini, dari tanggal 1-3 Maret 2013. Anang mengatakan, layanan buka 24 jam atau sistem antar jemput bukanlah sebuah ciri khas karena langkah tersebut mudah dilakukan pelaku usaha lainnya.
Dia mencontohkan adanya waralaba binatu yang memiliki peranti khusus penyemprot busa sehingga proses pencucian dan pengeringan lebih cepat. Peranti khusus tersebut sulit ditiru. Menurut Anang, ini adalah contoh ciri khas yang seharusnya dimiliki waralaba agar bertahan dan terus berkembang.
Anang menuturkan, di Indonesia saat ini ada sekitar 350 waralaba asing dan sekitar 2.000 waralaba lokal termasuk di antaranya yang berkategori peluang usaha. Pengelolaan peluang usaha relatif lebih luwes dibandingkan waralaba yang mensyaratkan pemenuhan sejumlah standar dari prinsipalnya.
”Dari sekitar 2.000 waralaba dan peluang usaha di Indonesia, hanya sekitar 8 persen yang benar-benar memiliki kriteria sebagai waralaba,” ujar Anang.
AFI memperkirakan waralaba asing di tahun 2013 akan tumbuh antara 6-7 persen. ”Untuk lokal, yang benar-benar waralaba diperkirakan hanya tumbuh antara 2-3 persen,” tuturnya.
Anang menyayangkan bahwa pertumbuhan 8-9 persen terjadi pada kategori peluang usaha. Sebagian peluang usaha tersebut boleh jadi tahun ini berdiri, tetapi satu dua tahun depan mungkin sudah hilang.
Sementara itu pengamat waralaba, Tri Raharjo, menuturkan, pengusaha waralaba Indonesia harus terus meningkatkan daya saing.
Ini diperlukan untuk menggarap besarnya potensi pasar di Indonesia. Apalagi di tahun 2015 mendatang akan berlaku pasar tunggal ASEAN yang kian membuka peluang masuknya barang dan jasa dari sesama negara di Asia Tenggara.
Tri menekankan pentingnya keberadaan tim manajemen dalam bisnis waralaba. Menurut Tri, harus ada tim yang mengurus produk, pemasaran, dan pengembangan usaha agar waralaba tersebut semakin berkembang dan berdaya saing.
”Merek-merek yang mapan biasanya mempunyai tim manajemen yang kuat,” tuturnya.
Tim tersebut bertugas memantau keseluruhan gerai, mulai distribusi, operasional usaha, hingga standardisasi produk dan layanan. Bisnis waralaba pada prinsipnya adalah bisnis jaringan sehingga mutlak dilakukan upaya membangun komunikasi secara berkala dengan mitra.
Booth Display Murah ‘Meja Pemeran’ Kilik Disini
Sumber : Kompas Cetak, kompas.com